Produksi CPO Indonesia

Headline
Saat ini Indonesia telah berkembang menjadi negara produsen minyak sawit mentah (crude palm oil-CPO) terbesar di dunia. Posisi tersebut mengungguli Malaysia.

Sejak 2008 Indonesia telah menggeser Malaysia sebagai negara produsen CPO terbesar di dunia. Hal itu ditandai dengan meningkatnya produksi CPO pada 2008 mencapai 19,2 juta ton. Sementara total produksi CPO Malaysia 17,8 juta ton.

Fakta tersebut cukup menarik. Rupanya Indonesia mampu menjadi negara penghasil CPO nomor satu di dunia lebih cepat dari prediksi sebelumnya. Semula Indonesia diperkirakan baru akan menjadi produsen CPO terbesar di dunia pada 2010.

Penambahan produksi CPO ini bisa saja terjadi dengan adanya moratorium sawit. Namun anehnya ada sebagian pihak yang tak sependapat dengan rencana itu dengan dalil merusak alam.

Padahal peningkatan produksi CPO membawa dampak besar bagi pertumbuhan perekonomian nasional. Industri sawit mampu memberikan sumbangan pada PDB sebesar 4,5% dengan perolehan devisa dari ekspor CPO sebesar Rp3,5 miliar.

Industri kelapa sawit sangat berperan dalam membangkitkan perekonomian nasional. Industri ini banyak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bangsa. Produksi CPO Indonesia 9 kali lipat produksi kedelai dunia.

Tahun 2008 produksi CPO mencapai 22 juta ton dan naik mencapai 40 juta ton tahun 2020, kita terbesar di dunia. Dunia bergetar dengan kekuatan CPO Indonesia, CPO merupakan anugerah yang diberikan Tuhan kepada Indonesia yang seharusnya disyukuri.

Untuk itu jika 30 juta hektare lahan terlantar dipergunakan untuk ditanami sawit akan meningkatkan produksi minyak sawit, daripada dibiarkan terbuka lebih baik dimanfaatkan.

Salah satu turunan dari CPO yaitu minyak goreng, juga harus diubah ke bentuk kemasan supaya harga lebih stabil dan higienis. Minyak curah saat ini sudah tidak zaman lagi, dunia sudah tidak mempergunakannya karena tidak higienis, tidak terjamin kebersihannya,

Potensi pasar ekspor juga meningkat, mulai dari China, India dan Eropa Timur. Potensi ekspor CPO sangat menjanjikan, bisa melayani 350 juta penduduk ekonomi, Bahkan beberapa perusahan sawit sudah membuka kebun sawit di Afrika, Brazil, China dan negara Amerika Latin untuk berekspansi.

Salah satu contoh adalah perusahaan Sinar Mas yang telah membuka lahan sawit di Liberia seluas 250 ribu hektar, kebutuhan CPO dunia naik 7-11 persen per tahun.

Secara pribadi saya apa yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah morotarium ini adalah langkah tepat, apa lagi dengan adanya kmomitmen dari pemerintah untuk mengurangi emisi karbon hingga 26% hingga 2020, dan itu akan tetap dilakukan meski tanpa bantuan asing.

Konsep moratorium hanya untuk hutan-hutan primer dan lahan gambut yang terbengkalai dan sama sekali tidak ada hubungan dengan hutan yang bisa dikonversi untuk infrastruktur dan khususnya lahan pangan.

Jangan menggunakan atribut penyelamat lingkungan bertujuan untuk menghambat produksi alam Indonesia, penggunaan hutan untuk kebutuhan dan kepentingan Negara adalah langkah yang tepat, apa lagi. Membuka kebun sawit masih diperbolehkan, namun tidak dibenarkan di dalam hutan primer atau lahan gambut.

Saat ini ada empat juta hektare kawasan hutan yang sudah dilepas dan belum ditanam, pertumbuhan kelapa sawit tetap, namun faktor lingkungan tetap harus dijaga bersama.