Kolesterol, Kunci Panjang Umur Pria

KOMPAS.com -  Penelitian menunjukkan, kualitas kesehatan seorang pria dapat ditentukan pula oleh kadar kolesterol dalam darahnya. Mereka yang mampu menjaga kestabilan kadar kolesterol baik atau HDL-nya, relatif memiliki umur yang panjang.

Menurut kajian para peneliti di Boston yang dipublikasikan American Journal of Cardiology, pria yang mampu mencapai usia 85 tahun cenderung memiliki tingkat kolesterol HDL yang tinggi saat berusia 60-an.  Pria yang kadar HDL-nya paling tinggi risikonya kurang dari 28 persen meninggal di usia 85, dibandingkan pria dengan kadar HDL-nya paling rendah.
Dr. Nir Barzilai dari Institute for Aging Research pada Albert Einstein College of Medicine di New York, AS, berpendapat hasil penelitian ini menambah bukti bahwa kolesterol memegang peran penting dalam menentukan kualitas kesehatan seseorang.
"Kita harus selalu mengingat bahwa ini adalah suatu hubungan, dan bukan berarti memiliki HDL yang tinggi dapat meningkatkan harapan hidup," ujar Barzilai.
Menurut American Heart Association, sekitar  12 juta orang di Negeri Paman Sam mengidap sakit jantung dan strok berdasarkan pada tahun 2006. Tetapi risiko gangguan jantung sebenarnya dapat diturunkan dengan cara menjaga level kolesterol  HDL tetap tinggi.  Kadar  HDL yang rendah, kurang dari 40 miligram per desiliter (mg/dL) dalam darah, selama ini juga dikenal dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Penurunan risiko Ilmuwan dari Massachusetts Veterans Epidemiology and Research Information Center di Boston, AS, melakukan kajian terhadap rekam medik  650 veteran ketika mereka berusia sekitar 65 tahun. Kemudian, veteran ini dikelompokan berdasarkan level HDL mereka.
Dimulai dari kadar terendah yakni 40 mg/dL, peneliti menemukan bahwa setiap 10 mg/dL peningkatan HDL, seorang pria mengalami penurunan risiko 14 persen meninggal di usia 85. Secara keseluruhan, ada 375 veteran yang bertahan hingga melewati usia tersebut.
Selain itu, tercatat sedikit pria yang kadar HDL-nya tinggi  yang mengalami kegemukan dan di antara mereka cenderung minum alkohol tidak melebihi dua gelas sehari. Di antara mereka juga lebih sedikit mengalami gangguan jantung dan merokok, dibandingkan pada kelompok yang HDL rendah.
Menurut Barzilai, faktor-faktor tersebut juga mungkin memberikan pengaruh terhadap daya tahan para pria. Walau begitu, para peneliti tidak memperhitungkan faktor-faktor itu , dan dan hasil kajian menunjukkan hubungan kuat antara pencapaian usia 85 dengan tingginya kadar HDL.
Barzilai menambahkan, untuk mengubah kadar HDl dalam tubuh tidaklah mudah. Olahraga mungkin bisa membantu, tetapi saat ini belum ada cara paling efisien untuk memperbaiki kadar HDL. "Pada akhir kita mungkin perlu obat-obatan," ujarnya.
Menurut Mayo Clinic, asupan suplemen salah satu jenis vitamin B yakni niacin mungkin dapat membantu mendongkrak level HDL antara 15 hingga 35 persen. Tetapi, ada risiko efek sempingnya yakni kerusakan pada liver dan naiknya gula darah. Tetapi ada pula sumber niacin alami yakni produk berbahan susu, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, telur dan ikan.