Proyek migas menyatukan pekerja dari berbagai Negara


Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil migas di dunia yang tergabung dalam OPEC. Tambang migas merupakan salah satu sektor andalan Indonesia untuk men-supply kebutuhan akan bahan bakar dan energi. Lapangan migas Indonesia tersebar merata hampir di seluruh propinsi Indonesia. Produksi minyak Indonesia saat ini berkisar di angka 900juta barel per hari. Lapangan migas tersebut antara lain di pulau Jawa (Cilacap, cepu, bojonegoro, tuban, selat madura dan di laut jawa), Kalimantan (blok TUNU, bontang, badak dan selat Sulawesi), Sumatra (Jambi), Irian (tangguh) dan beberapa lapangan lainnya.

Eksplorasi di Indonesia sudah dimulai sejak jaman penjajahan Belanda, ketika itu proses eksplorasi masih menggunakan pompa angguk. Saat ini ekslporasi sumur minyak dan gas sudah menggunakan teknologi tinggi. Perusahaan eksplorasi minyak dan gas di Indonesia masih didominasi oleh perusahaan asing yang memang sudah menguasai teknologi eksplorasi sejak lama. Teknologi tersebut sebagian juga sudah mulai dikuasai oleh anak bangsa yang perlahan-lahan karena keikutsertaan dalam mengelola perusahaan migas dari eropa maupun amerika.

Untuk melakukan eksplorasi sumber minyak dan gas tersebut memerlukan biaya yang sangat tidak sedikit dan ilmu pengetahuan yang kompleks. Eksplorasi migas dimulai dari survey geologi untuk mengetahui kandungan minyak maupun gas yang ada. Setelah kandungan minyak diketahui dan nilai ekonomisnya menguntungkan maka diadakan proses pembangunan kilang minyak yang saat ini sudah mampu dikerjakan oleh perusahaan dalam negeri. Perusahaan tersebut dikenal dengan sebagai kontraktor migas, saat ini kontraktor perusahaan pembangunan kilang minyak dan gas berpusat di beberapa daerah, antara lain adalah di Batam, Cilegon (Banten), Kalimantan dan Bekasi. Beberapa kontraktor migas tersebut memang masih berasal dari luar negeri namun perusahaan kontraktor migas dari Indonesia juga sudah mulai menguasai teknologi pembangunan kilang minyak dan gas, bahkan beberapa perusahaan lokal sudah mampu memenangi tender pembangunan kilang minyak di beberapa Negara.   

Tahun 90-an pekerja migas asing sangat mendominasi dunia migas di Indonesia. Semakin berkembangnya pengetahuan orang Indonesia akan dunia migas membuat komposisi pekerja asing mulai berkurang. Dalam sebuah pembangunan kilang migas mempunyai beberapa phase, yaitu phase design/ engineering, phase konstruksi, phase instalasi dan phase produksi. Setiap proses tersebut memerlukan banyak pekerja yang berlatar belakang multi disiplin. Globalnya pekerjaan di dunia migas membuat para pekerja dari beberapa Negara berkumpul bahu-membahu untuk menyelesaikan proses pembangunan kilang migas.

Pekerja migas asing di Indonesia berasal dari beberapa Negara seperti dari Eropa, Amerika, Jepang, Malaysia, Vietnam, India dan Singapura. Pekerja dari Negara tersebut umumnya mempunyai spesialis di bidang masing-masing yang saling melengkapi. Tak terkecuali juga untuk pekerja Indonesia yang mempunyai spesialis tertentu, maka tak heran jika perkerja migas dari Indonesia juga melanglang buana ke penjuru dunia seperti di beberapa Negara asia tenggara, timur tengah, libia bahkan ke Nigeria untuk memburu dolar. Selain membutuhkan tenaga ahli yang berasal dari beberapa Negara, proyek migas merupakan pekerjaan yang syarat dengan resiko karena berhubungan langsung dengan sumber energi yang berbahaya. Sudah banyak contoh kasus tentang kecelakaan di dunia migas baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri sehingga kompleknya proyek migas memang perlu hadirnya tenaga ahli yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.